-->

10 Cara Mengatasi Anak Yang Malas Belajar Agar Rajin Belajar

10 Cara Mengatasi Anak Yang Malas Belajar Agar Rajin Belajar _ Siapa orang tua yang tak bangga jika memiliki anak yang pintar, cerdas dan juga berprestasi. Setiap orang tua pasti mengharap yang terbaik untuk anaknya, begitu tinggi cinta dan harapan orang tua kepada anaknya, sehingga banyak orang tua yang berupaya memberikan segala hal yang terbaik untuk anaknya, mulai dari pendidikan yang berkualitas, memenuhi kebutuhan anak dengan maksimal dan banyak lagi hal lainnya yang orangtua senantiasa lakukan agar anaknya bisa tumbuh menjadi anak yang sukses dan berhasil.

10 Cara Mengatasi Anak Yang Malas Belajar Agar Rajin Belajar

Namun harapan terkadang  tidak sesuai dengan kenyataan, upaya yang maksimal yang telah dilakukan oleh orang tua demi melihat anaknya menjadi pintar dan prestasi kadang terkendala oleh faktor dari anak. Salah sat hal yang lazim ditemui adalah kebiasaan anak yang malas belajar, sehingga upaya maksimal yang telah dilakukan oleh orang tua tidak berbanding lurus dengan pencapaian anak.

Perilku malas belajar yang ditunjukan oleh sebegian anak tak lepas dari berbagai faktor, baik faktor internal (dari dalam diri anak) maupun faktor eksternal (pengaruh lingkungan sekitar). Lantas bagaimana cara mengatasi anak yang malas belajar agar bisa lebih rajin belajar? Untuk mengatasi masalah anak yang malas belajar, tak boleh anda sebagai orang tua langsung menerapkan teknik atau metode tertentu agar anak tersebut agar bisa rajin belajar.

Akan tetapi langkah yang paling bijak yang bisa dilakukan untuk mengatasi anak yang malas belajar adalah dengan mengetahui terlebih dahulu alasan/penyebab/faktor yang menjadi pemicu anak tersebut menjadi malas belajar, karena biasanya setiap anak memiliki alasan tersendiri kenapa dia malas untuk belajar.

Dengan mengetahui penyebab/faktor yang menjadi pemicu sehingga anak tersebut menjadi malas belajar, akan lebih memudahkan anda sebagai orang tua ataupun guru, untuk memilih cara yang tepat dalam mengatasi kebiasaan malas belajar anak. Sehingga teknik atau metode yang diterapkan bisa maksimal dalam meminimalisr kebiasaan malas belajar anak. Lalu faktor apa saja yang bisa menjadi penyebab anak menjadi malas belajar?berikut ulasannya

Faktor yang menyebabkan anak malas belajar

1. Rendahnya motivasi belajar anak
Motivasi adalah dorongan untuk melakukan sesuatu, misalnya saja dorongan untuk belajar. Agar motivasi bisa tinggi maka perlu ransangan/stimulus sehingga motivasi yang dimiliki bisa meningkat. Motivasi sendiri terbagi 2 yakni motivasi dari dalam diri anak (intrinsik) dan motivasi  dari luar diri anak (ekstrinsik).

2. Suasana belajar yang monoton
Siapa yang tidak bosan belajar jika suasana belajar itu-itu saja, bukan hanya anak-anak yang akan merasa bosan untuk belajar jika suasana belajar yang monoton akan tetapi orang dewasapun akan merasa jenuh dan bosan untuk

3. Pengaruh gagdet
Gagdet saat ini memiliki posisi tersendiri dalam diri anak, sebagian anak bahkan sudah kecanduan untuk memainkan gagdetnya. Hal yang sering anak akses ketika memainkan gagdet adalah bermain game. Game sendiri ibaratkan candu yang akan membuat orang selalu ingin memainkannya.

4. kurang pendampingan dari orang tua atau guru
Belajar memang menjadi tugas anak namun sebaliknya agar anak bisa belajar dengan baik maka peranan guru dan orang tua sangat diperlukan.

5. kurangnya apresiasi dari orang tua dan guru
Faktor selanjutnya yang bisa jadi pemicu anak menjadi malas belajar adalah kurangnya apresiasi dari guru mamupun orang tua, sehingga lambat laun anak menjadi malas belajar.

6. Belum memamami tujuan, kenapa harus belajar
Setiap orang pasti tidak akan bersemangat jika belum memahami atau mengetahui tujuan dari apa yang dia kerjakan. Maka hal tersebut juga berlaku bagi anak, anak yang belum mengetahui tujuan utama, kenapa harus belajar pasti tidak akan termotivasi untuk belajar.

7.Tekanan dari orang tua agar bisa menjadi anak yang berprestasi
Siapapun, ketika dia ditekan untuk melakukan sesuatu pasti tidak akan nyaman untuk melakukannya. Begitu juga anak, anak yang terlalu diberi tekanan, misalnya harus juara kelas, harus berprestasi, harus jenius, harus cedas dan lain-lain. Bisa memebri dampak negatif sehingga anak menjadi stress, sehingga bukannya anak menjadi semangat belajar malas semakin malas belajar.

8. hubungan anggota keluarga yang kurang harmonis
Terakhir, faktor yang bisa menyebabkan anak menjadi malas belajar adalah hubungan anggota keluarga yang kurang harmonis, terutama hubungan antara ayah dan ibunya. Kondisi keluarga yang tidak bersahabat membuat anak tak memiliki contoh atau teladan sehingga anak bisa menjadi korban dari kurang harmonisnya hubungan di dalam keluarganya.

Setelah mengetahui beberapa hal yang bisa menjadi pemicu menyebabkan anak menjadi malas belajar, selanjutnya adalah memilih metode atau teknik yang sesuai dengan penyebab anak menjadi malas belajar. Dengan adanya chemistry (kecocokan) antara penyebab dan solusi memungkinkan masalah anak yang yang malas belajar bisa teratasi. Apa saja cara yang bisa anda terapkan untuk mengatasi atau membuat anak menjadi rajin belajar? Berikut ulasannya.

10 Cara Mengatasi Anak Yang Malas Belajar Agar Rajin Belajar

1. Memberikan pemahaman tentang pentingnya belajar bagi masa depannya
Seperti yang telah dipaparkan diatas bahwa anak yang malas belajar bisa jadi disebabkan oleh kurangnya pemahaman anak tentang tujuan belajar. Oleh karena itu sebagai guru maupun orang tua, jangan hanya meminta anak untuk rajin belajar, tetapi berilah pemahaman kenapa belajar itu penting baginya.

Sampaikanlah dengan bahasa yang komunikatif dan mudah dimengerti anak. Misalnya saja anda mengatakan kepada “Nak kalau kamu rajin belajar, kamu nanti bisa jadi orang pintar, berprestasi bahkan bisa jadi juara kelas dan nanti kalau kamu sudah besar kamu bisa jadi orang kaya dan sukses jika tekun belajar”.

Meminta seorang anak untuk melakukan sesuatu dengan positif akan sangat efektif ketimbang meminta anak untuk melakukan sesuatu dengan cacian, amarah dan nada negatif. Dalam menasehati setiap orang termasuk anak, pendekatan persuasif sangat baik dan efektif karena selain anak menjadi semangat untuk belajar anak juga akan muncul perasaan cinta dan senang dalam diri anak untuk belajar.

2. Menasehati anak tentang dampak buruk ketika malas belajar
Kenapa menasehati tentang manfaat belajar didahulukan ketimbang dampak buruknya ketika malas belajar? Hal tersebut tak lepas dari sidat dasar manusia yang lebih suka kepada hal-hal yang baik, menarik, menjanjikan dan penting. Sehingga sangat penting untuk mengutamakan memberi pemahaman positif tentang suatu hal termasuk agar mau rajin belajar.

Ketika pemahaman tentang manfaat belajar telah tertanan dalam diri anak  maka selanjutnya anda bisa menasehati anak ada dampak buruk jika dia malas belajar. Misalkan anda berkata kepada anak anda “Nak jika kamu malas belajar nanti kamu bisa jadi orang yang bodoh, tidak bisa mencapai impian kamu dan bisa jadi nanti ketika kamu dewasa, kamu akan kesulitan untuk mewujudkan harapan kamu”. Kemudian lanjutkan dengan mengatakan “anakku mau seperti itu?”. Kmeungkinan besarnya anak anda akan menjawab “tidak mau ibu/ayah”. Kemudian lanjutkan dengan mengatakan “kalau begitu kamu harus rajin belajar, agar nanti bisa jadi orang sukses”.

3. Membantu anak menemukan mimpinya
Mimpi adalah tujuan, dengan bermimpi seseorang akan menjadi lebih semangat dalam melakukan hal-hal yang bisa membuat mimpinya bisa terwujud. Maka hal tersebut bisa anda coba lakukan kepada anak atau murid anda, mula-mula tanyakanlah kepada anak anda tentang apa mimpinya ketika dia telah dewasa nanti. Namun mana mungkin anak akan mengetahui apa mimpinya jika dia belum paham tentang berbagai profesi yang ada. Jadi telbih dahulu jelaskan kepada anak anda berbagai profesi yang ada. Misalkan anda menjelaskan tentang polisi beserta tugasnya, dokter beserta tugasnya, guru beserta tugasnya dan semakin banyak profesi yang anda ceritakan maka semakin banyak refrensi yang bisa anak pilih untuk menentukan mimpi yang dia ingin capai.

Dalam konsep pendidikan, dalam mengajar anak harus lebih banyak bertanya ketimbang menceritakan atau mnjelaskan. Dengan bertanya akan memunculkan reaksi dari anak untuk menjawab pertanyaan, sehingga terjadi umpan balik antara anda dengan anak atau murid anda. Misalnya saja anda bertanya “nanti anakku kalau sudah dewasa mau jadi apa?” pasti dengan antusias anak akan menyampaikan apa cita-citanya. Selanjutnya berikan stimulus atau motivasi kepada anak, misalnya dengan mengatakan “jika anak-anakku ingin agar mimpinya terwujud harus bela.....” biarkan anak yang melajutkannya.

Opsi selanjutnya agar semangat belajar anak terus terjaga, anda juga bisa meminta anak anda menulis mimpi-mimpinya diatas kertas (arahkan anak untuk menulis apa-apa saja yang ingin dia capai bahkan dalam hal spesifik sekalipun) dan minta anak untuk menempelkannya di dinding kamarnya. Kemudian sarankan anak untuk selalu melihat mimpinya ketika dia bangun, agar dia selalu termotivasi dan semangat untuk mewujudkan mimpinya.

4. Menyusun jadwal belajar untuk anak
Orangtua memiliki peranan yang fundametal dalam mendidik anak termasuk dalam memotivasi anak agar rajin belajar. Oleh karena hal-hal yang bisa membuat anak menjadi rajin belajar harus diupayakan untuk diwujudkan, salah satu yang bisa membuat anak lebih rajin dan diplin untuk belajar adalah membuatkan waktu/jadwal belajar untuk anak.

Terkadang anak tidak malas belajar, hanya saja anak tidak bisa memamajemen waktunya antara bermain dan belajar, alhasil waktu anak untuk belajar tidak menentu. Jadi sebagai orang tua/guru anda bisa membuatkan pola aktivitas anak setiap harinya, misalnya jam sekian harus bangun pagi, jam sekian bermain, jam sekian waktu kumpul dengan keluarga dan jam sekian adalah waktu belajar.

Asalkan jadwal yang dibuat untuk anak jangan terlalu spesifik, karena bisa jadi hal tersebut justru akan menekan dan membuat anak merasa terlalu diatur alhasil anak akan merasa stress. Maka dari itu alangkah baiknya anda harus bijak membuat jadwal untuk anak agar jadwal aktivitas harian yang ada bisa membuatnya nyaman bukan sebaliknya.

Dengan memiliki jadwal aktivitas harian, waktu anak akan lebih teratur, sehingga ketika waktu belajar telah tiba tanpa dimintapun dia akan langsung belajar dan hal tersebut akan mengajari anak menjadi pribadi yang dispilin.

5. Pembelajaran alam terbuka
Belajar tidak selamanya harus ada dirumah sambil membaca buku dengan penuh keseriusan. Cobalah sekali-kali mengajak anak anda pergi berlibur dikawasan wisata yang memiliki nilai edukatif seperti museum, perpustakaan, situs sejarah dan alam terbuka.

Dengan belajar sambil berwisata, akan membuat persepsi anak tentang belajar tidak selamanya harus bergelut buku atau bahan bacaan lain. Selain itu suasana belajar yang bervariasi membuat anak tidak merasa jenuh dan bosan untuk belajar, sehingga motivasi belajar anak selalu terjaga.

Pembelajaran berbasis pengalaman juga lebih bermakna dan berkesan bagi anak, proses belajar akan lebih realistis dan kontekstual. Oleh karena itu tidak ada salahnya anda membuat agenda mingguan/bulanan berwisata dengan anak anda ke tempat wisata yang memiliki nilai edukatif.

6. Apresiasi pencapaian anak
Sebagian orang tua hanya fokus melihat hal-hal yang kurang pada anaknya misalnya saja ‘anak yang malas belajar’ tanpa berusaha mencari tahu kenapa anak malas belajar. Bisa jadi anak malas belajar akibat sikap orang tua yang kurang tepat dalam memperlakukan anak.

Misalnya ketika anaknya mendapatkan nilai diatas rata-rata atau nilai tinggi, orang bersikap biasa-biasa tapi sebaliknya ketika anak mendapat nila jelek, nilai buruk, melakukan kesalahan dan lain-lain, orang tua sibuk memaki-maki, memarahi memberi hukuman akibat nilai buruk yang didapatkan anaknya.

Hal tersebut sebaiknya diminimalisir, sangat disarankan untuk mengapresiasi setiap pencapaian anak walaupun pencapaian yang bisa dapatkan tidak terlalu, namun setidaknya apresiasi (berupa pujian dan hadiah) bisa memnumbuhkan semangat belajar anak

7. Dampingin anak ketika belajar
Ketika anak gagal atau malas hal tersebut sebenarnya bukan semata-mata kesalahan dari anak tersebut semata. Tetapi orang tua memiliki andil, sehingga anak menjadi malas belajar. Salah satu hal yang sebaiknya dilakukan orang tua adalah dengan mendampingi anak ketika belajar.

Pendampingan dari orang tua selain bisa membuat anak menjadi semangat belajar juga bisa menumbuhkan rasa kasih sayang dalam diri anak maupun dalam diri orang tua. Sesibuk apapun anda cobalah luangkan waktu untuk mendampingi anak anda ketika belajar, bukankah tujuan anda bekerja keras demi kebaikan anak anda. Maka jadikan anak sebagai prioritas dalam diri anda untuk selalu dididik dengan baik dan penuh cinta.

8. Minimalisir penggunaan gagdet
Gagdet tak bisa dipungkiri menjadi penyebab anak menjadi malas belajar, apalagi ketika anak telah kecanduan untuk bermain game di gagdetnya, hal tersebut bisa membuat anak menjadi lupa waktu dan tak memperdulikan lagi untuk belajar.

Oleh karena itu sebaiknya pikirkan terlebih dahulu dampak negatif yang bisa ditimbulkan jika anda memiliki niat untuk membelikan gagdet untuk anak anda. Tidak ada salahnya membelikan anak anda gagdet tapi jika hal tersebut bisa memberi dampak negatif untuk anak maka alngkah baiknya ditunda terlebih dahulu. Ketika anda sudah memiliki pemahaman dan filter yang kuat untuk bisa meminimalisir dampak buruk gagdet bagi dirinya mungkin itulah waktu yang tepat untuk membelikan anak anda gagdet, karena gagdet sebenarnya juga bisa menjadi sarana belajar untuk anak.

9. Menjadi contoh dan teladan bagi anak
Dalam berbagi hal apapun orang tua harus menjadi contoh dan teladan untuk anaknya. Agar anak tidak malas belajar dan justru menjadi rajin belajar adalah dengan menunjukan sikap yang merepresentasikan bahwa anda sebagai orang tua yang selalu ingin belajar dan suka belajar. Cobalah untuk memperlihatkan ekspresi yang senang ketika anda sedang membaca surat kabar, majalah dan buku sehingga hal tersebut bisa menginspirasi anak untuk semangat belajar.

10. Memberi hukuman
Cara terkahir yang bisa anda lakukan untuk mengatasi anak yang malas belajar adalah dengan memberi hukuman kepada anak. Jenis hukuman sebaiknya jangan dalam bentuk kekerasan fisik dan kata-kata tidak sopan. Dalam memberi hukuman hal yang pertama yang harus diprioritaskan adalah membantu anak memahami apa kesalahannya, kemudian sediakan beberapa opsi sebagai solusi untuk menyelesaikan masalahnya. Hukuman yang bisa anda berikan anak anda adalah dengan memberi tugas menghafal perkalian atau hukumana-hukuman lainnya yang memiliki nilai edukatif untuk anak.

Demikianlah faktor-faktor yang bisa jadi pemicu anak menjadi malas belajar serta cara yang bisa diakukan untuk mengatasi anak yang malas belajar. Semoga artikel tentang 10 Cara mengatasi anak yang malas belajar agar rajin belajar, bermanfaat untuk anda.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "10 Cara Mengatasi Anak Yang Malas Belajar Agar Rajin Belajar"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel