12 Cara Menghadapi dan Mendidik Anak Autis
12 Cara Menghadapi dan Mendidik Anak Autis _ Autisme adalah kondisi dimana sesorang mengalami kelainan pada perkembangan sistem saraf, hal tersebut bisa disebabkan oleh faktor hereditas dan biasanya hal tersebut bisa dideteksi setelah anak berusia 6 bulan.
Dengan mengetahui sedini mungkin gejala autis yang diderita anak, maka langkah penganan yang tepat bisa dilakukan sehingga pendirta autis lebih bisa menyesuaikan diri dengan normal. Walau demikian anak yang mengalami atau mendeita autisme harus mendapatkan perlakuan khusus karena kondisi yang dialami berbeda dengan orang normal lainnya.
Anak yang menderita autisme biasanya akan kesulitan dalam membangun hubungan sosial , sulit berkomunikasi dengan normal serta sulit memahami emosi dan perasaan orang lain. Gejala autisme dapat muncul pada anak sejak usia 30 bulan sejak lahir hingga usia tiga tahun.
Ciri-ciri anak yang mengalami atau menderita autisme adalah:
1. Kesulitan dalam berkomunikasi
2. menunjukan perilakau yang repetitif
3. mengalami perkembangan yang tidak normal
4. kesulitan dalam berinteraksi sosial
Seseorang bisa dikatakan mengalami atau terindikasi mengalami autisme setelah menunjukan beberapa gejala atau ciri-ciri seperti yang tertulis diatas pada perilakunya. jadi bagaimana cara menghadapi dan mendidik anak autis, agar pesan-pesan yang ingin disampaikan bisa ditangkap dengan maksimal serta dengan pendidikan dan pengajaran yang diberikan bisa membuat karakter dari aspek kognitif, psikomotor dan afektif bisa menjadi lebih baik? berikut ulasannya
12 Cara Menghadapi dan Mendidik Anak Autis
1. Mengajar dengan menggunakan media visual dan konkret
Anak yang menderita autis lebih pekah menangkap suatu pesan dalam pembelajaran dengan menggunakan media berupa gambar atau benda konkret, media konkret dan gambar adalah bahasa visual yang bisa membuat orang lebih mengerti dengan cepat termasuk anak yang menderita autis.
Misalnya saja dalam menjelaskan kata naik dan turun, anda bisa mempraktikan menggunakan media konkret berupa pesawat mainan. ketika anda sedang mengajarkan kata naik pada anak autis, tempelkan secarik kertas yang bertuliskan kata "naik" pada pesawat mainan, kemudian anda mensimulasikan pesawat yang sedang lepas landas sampai dia terbang didepan anak.
Sebaliknya dalam mengajarkan kata turun anda bisa memsimulasikan sebuah kapal yang sedang terbang kemudian dia mendarat, lalu tempelkan kertas yang bertuliskan kata "turun" pada pesawat agar anak yang menderita autis cepat mengkap maksud dari apa yang sedang anda ajarkan kepadanya.
2. Hindari penggunaan kalimat yang panjang dalam mengajar
Anak yang menderita autis memiliki ingatan yang tidak kuat sehingga mereka mudah melupakan apa yang telah dia pelajari, dalam hal mengajar anak autis agar dia bisa memahami apa yang guru sampaikan, maka upayakan tidak memberi penjelasan dengan menggunakan kalimat yang panjang.
Misalkan saja ketika anda menjelaskan tentang urutan bilangan 1 sampai 10 maka, lakukanlah secara bertahap, jangan langsung mau mengajarkan urutan angka 1 sampai 10 sekaligus. Anda bisa saja membuat media yang memperlihatkan urutan angka 1 sampai 10 namun sebagai gamabaran umum. Namun buatlah media lain yang menjelaskan rentetan angka tersebut secara lebih sederhana misalnya urutan dari angka 1 sampai 3, ketika anak autis sudah memahami urutan angka 1 sampai 3 maka anda bisa melanjutkan ke angka selanjutnya secara bertahap.
3. Fokus memaksimalkan potensi bakat dan minat anak autis
Sebagian besar anak autis memiliki potensi dalam hal kemampuan menggambar, seni dan komputer. Bakat dan kemampuan yang dominan pada anak autis sebaiknya dimaksimalkan, agar bakat dan minatnya bisa menjadi talenta dan keterampilan sehingga bisa digunakan dalam untuk bekerja ketika dewsaa kelak.
Sehingga guru atau orang tua harus pandai-pandai dalam mengidentifikasi bakat dan minat anak yang mengalami autis agar dengan memakasimalkan bakat dan minatnya,anak tersebut bisa menjadi sosok yang mandiri kedepannya meskipun mengalami keterbatasan.
4. Minimalisir keributan dan suara yang menggangu dalam mengajar anak autis
Anak autis memiliki pemikiran yang kurang stabil sehingga mereka akan sedikit sensitif dengan hal-hal yang ada disekitarnya termasuk suara-suara yang bisa memecah konsentrasinya. Misalnya saja bnyi bela, mikrofon, lonceng dan kanlpot. Jadi penggunaan bel sekolah, mikrofon, lonceng harus diminimalisir karena hal tersebut akan sedikit menggangu anak yang menderita autis.
Tanda-tanda anak autis yang merasa risih dengan suara tertentu adalah ketika dia menutup telinga saat mendengar suara tersebut. jadi dalam pembelajaran buatlah suasana belajar sekondusif mungkin yang terbebas dari polusi suara yang bisa menggangu konsentrasi anak yang menderita autis
Begitupun ketika berada dirumah, sebaiknya suara-suara yang kurang baik dan bersahabat dihindarkan dari anak yang mengidap autis dan jika perlu kamarnya dibuat jadi kedap suara sehingga kondisi batin dan persaanya tidak mudah terganggu hanya karena suara-suara yang membuatnya risih.
5. Hindarkan cahaya lampu yang berlebihan
Sebagian anak yang menderita autis juga merasa sensitif dengan cahaya termasuk cahaya lampu neon, oleh karena itu dalam pembelajaran di kelas, sebaiknya anak yang mengalami masalah autis ditempatkan di kursi yang dekat dengan jendela dengan pencahayaan matahari yang alami, sehingga mereka bisa fokus dalam belajar
Begitupun ketika anak berada dirumah, usahakan lampu kamarnya tidak telalu terang, sehingga masalah pencahayaan tidak menganggu konsentrasinya. atau bisa juga kamar anak anda dbuatkan dengan konsep cahaya alami, sehingga tidak perlu menyalakan lampu ketika siang hari dan jika malam hari anda bisa menggunakan lampu yang redup. Namun hal tersebut kemungkinan tidak berlaku bagi semua anak yang mengalami autis.
6. Buat susana sekondusif mungkin dan sugesti pikirannnya
Sebagian anak autis yang hiperaktif biasanya akan mengalami perasaan gelisah yang tak menentu, agar perasaan gelisah anak autis tidak semakin menjadi-jadi suasana yang kondusif sangat mutlak harus dihadirkan dalam suasana kelas maupun di rumah.
Selain itu anda juga bisa membentuk persepsi dalam pemikiran anak autis, misalkan jika dia menggunakan benda-benda tertentu dia akan merasa tenang dan nyaman. Misalnya anda menbentuk atau membangun persepsi dalam diri anak autis tentang jaket atau rompi yang ketika anak tersebut pakai maka persaanya akan menjadi nyaman dan tenang.
Sehingga ketika anda melihat anak yang menderita autis merasagelisah tak menentu, maka berikanlah jaket atau rompi, yang telah anda sugestikan kepadanya bahwa jaket tersebut jika dipakai mampu membuat pemakainya menjadi tenang.
7. Lakukan kontak mata dalam mengajar anak autis
Beberapa anakyang menderita autis memiliki respon yang cukup besar ketika mereka dijelaskan tentang sesuatu hal dengan mimik yang ekspresif dan kontak mata. Oleh karena itu buatlah anak autis yang anda sedang ajar bisa menangkap maksud dari apa yanganda jelaskan dengan melakukan penjelasan yang ekspresif disertai dengan kontak mata.
Tapi yang jadi kendala ketika dalam kelas terdapat beberapa anak yang menderita autis, jadi sebagai guru maupun orang tua, anda harus pandai-pandai dalam memberi porsi yang proporsional dalam mengajar dan mendidik anak-anak yang menderita autis.
8. Menyesuaikan pembelajaran dengan gejala anak autis.
Tidak semua anak autis mengalami masalah yang sama, sehingga anda harus mengindentifikasi terlebih dahulu apa yang menjadi kelemahan dari setiap anak autis yang anda ajar. Sebagian anak autis tidak bisa menangkap pesan dengan menggunakan audio dan visual secara bersamaan.
Untuk mengantisipasi hal tersebut anda bisa memilih untuk fokus terlebih dahulu mengajar anak yang mengalami masalah autis dengan fokus menggunakan media audio atau sebaliknya anda juga bisa fokus terlebih dahulu mengajarkan suatu materi pelajaran dengan menggunakan media visual.
9. Melakukan pengulangan materi pelajaran
Agar anak autis bisa memahami apa yang diajarkan, maka sebaiknya lakukanlah pengulangan materi pelajaran agar anak tersebut benar-benar paham. Karena percuma bergegas dalam menyelesaikan materi pelajaran jikalau pada akhirnya anak tidak mampu menangkap maksud dari apa yang dia pelajari.
Oleh karena itu anda bisa melakukan pengulangan beberapa materi pelajaran sampai dia benar-benar paham, gunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, jangan memberi penjelasan yang berbelit sehingga anak bukannya mengerti malah tambah bingung.
10. Memberi apresiasi
Mengapresiasi apa yang berhasil dilakukan oleh anak yang mengalami autis juga sebaiknya dilakukan agar mereka menjadi lebih bersemangat dalam belajar. Bentuk apresiasi bisa dalam bentuk senyum, tepuk tangan dan hadiah.
Walau hal yang berhasil dia lakukan atau capai tebilang kecil bagi orang normal namun tetap harus diberi apresiasi. Sebaliknya ketika mereka mengalami masalah dalam pelajaran cobalah memberinya motivasi dengan bahasa yang sederhana agar dia mudah mengerti.
11. Menyebut nama dalam memberi intruksi dan arahan
Selanjutnya dalam memberi intruksi dan arahan kepada anak yang menderita autis sebaiknya disertai dengan sebutan nama, karena biasanya anak autis akan lambat dalam menganalisa pesan yang ditujukan kepadanya.
Misalnya saja ketika anda ingin memberi arahan khusus kepada anak yang menderita khusus, anda bisa mengatakan "ibu/bapak guru ingin (nama anak autis) mendengar apa yang bapak/ibu ingin sampaikan. Dengan begitu anak tersebut lebih cepat dalam menangkap pesan yang ditujukan kepadanya.
12. Sabar dalam menghadapi anak autis
Hal yang perlu anda sadari dalam mengajar anak autis adalah anak autis memiliki tingkat pemahaman yang tidak seperti orang normal lainnya, jadi diperlukan kesabaran ekstra dalam mengajarnya. jangan sesekali memperlihatkan sikap kasar ketika anda merasa jenuh mengajarnya naumun dia tak kunjung mengerti.
Apalagi melakukan kekerasan fisik dan menjadikan anak autis sebagai sasaran kemarahan. Hal tersebut sungguh sangat tidak bijak, anak autis membutuhkan waktu yang lebih lama dari yang biasanya. Jadi yang harus anda lakukan adalah lebih sabar dan terus berusaha mengajar dengan kemampuan terbaik anda.
Demikianlah 12 Cara Menghadapi dan Mendidik Anak Autis, yang bisa anda praktekan, sebagai kesimpulan; anak autis bukan terlahir karena keinginannya tapi karena kehendak tuhan jadi jangan bersikap diskriminatif terhadap anak autis. karena seandainya semua orang bisa memilih bagaimana dia dilahirkan di dunia ini maka kemungkinan semua berharap bisa terlahir secara normal. semoga bermanfaat
Dengan mengetahui sedini mungkin gejala autis yang diderita anak, maka langkah penganan yang tepat bisa dilakukan sehingga pendirta autis lebih bisa menyesuaikan diri dengan normal. Walau demikian anak yang mengalami atau mendeita autisme harus mendapatkan perlakuan khusus karena kondisi yang dialami berbeda dengan orang normal lainnya.
Anak yang menderita autisme biasanya akan kesulitan dalam membangun hubungan sosial , sulit berkomunikasi dengan normal serta sulit memahami emosi dan perasaan orang lain. Gejala autisme dapat muncul pada anak sejak usia 30 bulan sejak lahir hingga usia tiga tahun.
Ciri-ciri anak yang mengalami atau menderita autisme adalah:
1. Kesulitan dalam berkomunikasi
2. menunjukan perilakau yang repetitif
3. mengalami perkembangan yang tidak normal
4. kesulitan dalam berinteraksi sosial
Seseorang bisa dikatakan mengalami atau terindikasi mengalami autisme setelah menunjukan beberapa gejala atau ciri-ciri seperti yang tertulis diatas pada perilakunya. jadi bagaimana cara menghadapi dan mendidik anak autis, agar pesan-pesan yang ingin disampaikan bisa ditangkap dengan maksimal serta dengan pendidikan dan pengajaran yang diberikan bisa membuat karakter dari aspek kognitif, psikomotor dan afektif bisa menjadi lebih baik? berikut ulasannya
12 Cara Menghadapi dan Mendidik Anak Autis
1. Mengajar dengan menggunakan media visual dan konkret
Anak yang menderita autis lebih pekah menangkap suatu pesan dalam pembelajaran dengan menggunakan media berupa gambar atau benda konkret, media konkret dan gambar adalah bahasa visual yang bisa membuat orang lebih mengerti dengan cepat termasuk anak yang menderita autis.
Misalnya saja dalam menjelaskan kata naik dan turun, anda bisa mempraktikan menggunakan media konkret berupa pesawat mainan. ketika anda sedang mengajarkan kata naik pada anak autis, tempelkan secarik kertas yang bertuliskan kata "naik" pada pesawat mainan, kemudian anda mensimulasikan pesawat yang sedang lepas landas sampai dia terbang didepan anak.
Sebaliknya dalam mengajarkan kata turun anda bisa memsimulasikan sebuah kapal yang sedang terbang kemudian dia mendarat, lalu tempelkan kertas yang bertuliskan kata "turun" pada pesawat agar anak yang menderita autis cepat mengkap maksud dari apa yang sedang anda ajarkan kepadanya.
2. Hindari penggunaan kalimat yang panjang dalam mengajar
Anak yang menderita autis memiliki ingatan yang tidak kuat sehingga mereka mudah melupakan apa yang telah dia pelajari, dalam hal mengajar anak autis agar dia bisa memahami apa yang guru sampaikan, maka upayakan tidak memberi penjelasan dengan menggunakan kalimat yang panjang.
Misalkan saja ketika anda menjelaskan tentang urutan bilangan 1 sampai 10 maka, lakukanlah secara bertahap, jangan langsung mau mengajarkan urutan angka 1 sampai 10 sekaligus. Anda bisa saja membuat media yang memperlihatkan urutan angka 1 sampai 10 namun sebagai gamabaran umum. Namun buatlah media lain yang menjelaskan rentetan angka tersebut secara lebih sederhana misalnya urutan dari angka 1 sampai 3, ketika anak autis sudah memahami urutan angka 1 sampai 3 maka anda bisa melanjutkan ke angka selanjutnya secara bertahap.
3. Fokus memaksimalkan potensi bakat dan minat anak autis
Sebagian besar anak autis memiliki potensi dalam hal kemampuan menggambar, seni dan komputer. Bakat dan kemampuan yang dominan pada anak autis sebaiknya dimaksimalkan, agar bakat dan minatnya bisa menjadi talenta dan keterampilan sehingga bisa digunakan dalam untuk bekerja ketika dewsaa kelak.
Sehingga guru atau orang tua harus pandai-pandai dalam mengidentifikasi bakat dan minat anak yang mengalami autis agar dengan memakasimalkan bakat dan minatnya,anak tersebut bisa menjadi sosok yang mandiri kedepannya meskipun mengalami keterbatasan.
4. Minimalisir keributan dan suara yang menggangu dalam mengajar anak autis
Anak autis memiliki pemikiran yang kurang stabil sehingga mereka akan sedikit sensitif dengan hal-hal yang ada disekitarnya termasuk suara-suara yang bisa memecah konsentrasinya. Misalnya saja bnyi bela, mikrofon, lonceng dan kanlpot. Jadi penggunaan bel sekolah, mikrofon, lonceng harus diminimalisir karena hal tersebut akan sedikit menggangu anak yang menderita autis.
Tanda-tanda anak autis yang merasa risih dengan suara tertentu adalah ketika dia menutup telinga saat mendengar suara tersebut. jadi dalam pembelajaran buatlah suasana belajar sekondusif mungkin yang terbebas dari polusi suara yang bisa menggangu konsentrasi anak yang menderita autis
Begitupun ketika berada dirumah, sebaiknya suara-suara yang kurang baik dan bersahabat dihindarkan dari anak yang mengidap autis dan jika perlu kamarnya dibuat jadi kedap suara sehingga kondisi batin dan persaanya tidak mudah terganggu hanya karena suara-suara yang membuatnya risih.
5. Hindarkan cahaya lampu yang berlebihan
Sebagian anak yang menderita autis juga merasa sensitif dengan cahaya termasuk cahaya lampu neon, oleh karena itu dalam pembelajaran di kelas, sebaiknya anak yang mengalami masalah autis ditempatkan di kursi yang dekat dengan jendela dengan pencahayaan matahari yang alami, sehingga mereka bisa fokus dalam belajar
Begitupun ketika anak berada dirumah, usahakan lampu kamarnya tidak telalu terang, sehingga masalah pencahayaan tidak menganggu konsentrasinya. atau bisa juga kamar anak anda dbuatkan dengan konsep cahaya alami, sehingga tidak perlu menyalakan lampu ketika siang hari dan jika malam hari anda bisa menggunakan lampu yang redup. Namun hal tersebut kemungkinan tidak berlaku bagi semua anak yang mengalami autis.
6. Buat susana sekondusif mungkin dan sugesti pikirannnya
Sebagian anak autis yang hiperaktif biasanya akan mengalami perasaan gelisah yang tak menentu, agar perasaan gelisah anak autis tidak semakin menjadi-jadi suasana yang kondusif sangat mutlak harus dihadirkan dalam suasana kelas maupun di rumah.
Selain itu anda juga bisa membentuk persepsi dalam pemikiran anak autis, misalkan jika dia menggunakan benda-benda tertentu dia akan merasa tenang dan nyaman. Misalnya anda menbentuk atau membangun persepsi dalam diri anak autis tentang jaket atau rompi yang ketika anak tersebut pakai maka persaanya akan menjadi nyaman dan tenang.
Sehingga ketika anda melihat anak yang menderita autis merasagelisah tak menentu, maka berikanlah jaket atau rompi, yang telah anda sugestikan kepadanya bahwa jaket tersebut jika dipakai mampu membuat pemakainya menjadi tenang.
7. Lakukan kontak mata dalam mengajar anak autis
Beberapa anakyang menderita autis memiliki respon yang cukup besar ketika mereka dijelaskan tentang sesuatu hal dengan mimik yang ekspresif dan kontak mata. Oleh karena itu buatlah anak autis yang anda sedang ajar bisa menangkap maksud dari apa yanganda jelaskan dengan melakukan penjelasan yang ekspresif disertai dengan kontak mata.
Tapi yang jadi kendala ketika dalam kelas terdapat beberapa anak yang menderita autis, jadi sebagai guru maupun orang tua, anda harus pandai-pandai dalam memberi porsi yang proporsional dalam mengajar dan mendidik anak-anak yang menderita autis.
8. Menyesuaikan pembelajaran dengan gejala anak autis.
Tidak semua anak autis mengalami masalah yang sama, sehingga anda harus mengindentifikasi terlebih dahulu apa yang menjadi kelemahan dari setiap anak autis yang anda ajar. Sebagian anak autis tidak bisa menangkap pesan dengan menggunakan audio dan visual secara bersamaan.
Untuk mengantisipasi hal tersebut anda bisa memilih untuk fokus terlebih dahulu mengajar anak yang mengalami masalah autis dengan fokus menggunakan media audio atau sebaliknya anda juga bisa fokus terlebih dahulu mengajarkan suatu materi pelajaran dengan menggunakan media visual.
9. Melakukan pengulangan materi pelajaran
Agar anak autis bisa memahami apa yang diajarkan, maka sebaiknya lakukanlah pengulangan materi pelajaran agar anak tersebut benar-benar paham. Karena percuma bergegas dalam menyelesaikan materi pelajaran jikalau pada akhirnya anak tidak mampu menangkap maksud dari apa yang dia pelajari.
Oleh karena itu anda bisa melakukan pengulangan beberapa materi pelajaran sampai dia benar-benar paham, gunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, jangan memberi penjelasan yang berbelit sehingga anak bukannya mengerti malah tambah bingung.
10. Memberi apresiasi
Mengapresiasi apa yang berhasil dilakukan oleh anak yang mengalami autis juga sebaiknya dilakukan agar mereka menjadi lebih bersemangat dalam belajar. Bentuk apresiasi bisa dalam bentuk senyum, tepuk tangan dan hadiah.
Walau hal yang berhasil dia lakukan atau capai tebilang kecil bagi orang normal namun tetap harus diberi apresiasi. Sebaliknya ketika mereka mengalami masalah dalam pelajaran cobalah memberinya motivasi dengan bahasa yang sederhana agar dia mudah mengerti.
11. Menyebut nama dalam memberi intruksi dan arahan
Selanjutnya dalam memberi intruksi dan arahan kepada anak yang menderita autis sebaiknya disertai dengan sebutan nama, karena biasanya anak autis akan lambat dalam menganalisa pesan yang ditujukan kepadanya.
Misalnya saja ketika anda ingin memberi arahan khusus kepada anak yang menderita khusus, anda bisa mengatakan "ibu/bapak guru ingin (nama anak autis) mendengar apa yang bapak/ibu ingin sampaikan. Dengan begitu anak tersebut lebih cepat dalam menangkap pesan yang ditujukan kepadanya.
12. Sabar dalam menghadapi anak autis
Hal yang perlu anda sadari dalam mengajar anak autis adalah anak autis memiliki tingkat pemahaman yang tidak seperti orang normal lainnya, jadi diperlukan kesabaran ekstra dalam mengajarnya. jangan sesekali memperlihatkan sikap kasar ketika anda merasa jenuh mengajarnya naumun dia tak kunjung mengerti.
Apalagi melakukan kekerasan fisik dan menjadikan anak autis sebagai sasaran kemarahan. Hal tersebut sungguh sangat tidak bijak, anak autis membutuhkan waktu yang lebih lama dari yang biasanya. Jadi yang harus anda lakukan adalah lebih sabar dan terus berusaha mengajar dengan kemampuan terbaik anda.
Demikianlah 12 Cara Menghadapi dan Mendidik Anak Autis, yang bisa anda praktekan, sebagai kesimpulan; anak autis bukan terlahir karena keinginannya tapi karena kehendak tuhan jadi jangan bersikap diskriminatif terhadap anak autis. karena seandainya semua orang bisa memilih bagaimana dia dilahirkan di dunia ini maka kemungkinan semua berharap bisa terlahir secara normal. semoga bermanfaat
0 Response to "12 Cara Menghadapi dan Mendidik Anak Autis"
Post a Comment