Makna Pandangan Filsafat Konstruktivisme Terhadap Pengetahuan
Makna Pandangan Filsafat Konstruktivisme Terhadap Pengetahuan
Konstruktivisme berpandangan bahwa pengetahuan bukanlah sebuah realitas yang dibangun berdasarkan imajinasi dari kenyataan. Pengetahuan bukanlah sebuah gambaran yang kenyataan yang ada dalam dunia akan tetapi merupakan suatu aplikasi dari konstruksi kognitif yang diimplementasikan dalam bentuk aktifitas. Menurut Bottercourt (1989) menyatakan bahwa konstruktivis yakni sebuah konsep dan struktur pengetahuan yang diharapkan untuk pengetahuan. Menurut pandangan konstruktivis, Pengetahuan tidak muncul dan terjadi begitu saja di muka bumi akan tetapi dibutuhkan pengetahuan dalam menyusun fakta fakta yang ada kemudian dilakukan dengan cara lain sehingga muncul dampak dari pengetahuan yang digunakan.
Pengetahuan yakni ciptaan dari karsa, rasa dan pikiran insan yang dikonstruksi dari pengalaman dan tidak cukup dari proses pengamatan semata akan tetapi ada sebuah perlakuan yang diberikan. Piaget (1971) mendeskripsikan wacana konstruksi merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan yang teroganisasi daan terekonstruksi dari suatu pemahaman.
Pandangan konstruksi menganggap bahwa pengetahuan yakni seluruh yang merujuk pada pengalaman insan akan segala segala sesuatu yang ada di dunia bukan dunia itu sendiri. Konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan tidak akan mungkin terbentuk tanpa disertai dengan pembentukan pengalaman. Pengalaman tidak terbatas pada pengalaman fisik menyerupai kegiatan yang melibatkan otot tapi juga melibatkan aspek kognitif dan mental. Pengetahuan terbentuk dari kemampuan seseorang dalam penerimaan konsep sewaktu mereka melaksanakan interaksi dengan lingkungan. Senada dengan hal tersebut, Von Glasersfeld, (1989) menyatakan bahwa lingkungan yang dimaksud dalam konstruktivis tidak hanya merujuk pada seluruh objek yang bersifat positif akan tetapi seluruh aspek termasuk hal-hal yang bersifat aneh di dalam pikiran manusia. Lingkungan berasal baik dari dalam diri sendiri meskipun lingkungan yang terbentuk dari pengalaman masing-masing.
Pengetahuan bukanlah suatu hal yang deterministic dan bersifat statis melainkan suatu proses untuk mengetahui. Sebagai pola pengetahuan akan tata cara bertani di kebun belakang rumah. Seseorang akan membentuk pengalaman wacana tata cara berkebun yang baik muali dari jumlah air yang diadaptasi yang pada awalnya membutuhkan dua bejana kemudian dikurangi sebab kebun tersebut sudah cukup mengandung banyak air tanah. Pengetahuan ini tentu saja bukan dari jumlah air dari proses tersebut melainkan tata cara mengetahui jumlah air yang digunakan. Hal ini tentu saja akan berubah ketika orang yang berkebun di awal tadi pindah daerah di gurun dimana tanaman membutuhkan lebih banyak air. Pengalaman yang digunakan oleh sang tukang kebun untuk melihat ciri-ciri yang melibatkan indera dan konstruksi yang melibatkan fikiran berdasarkan pengalaman wacana jumlah air yang dibutuhkan. Pada awalnya ditambahkan satu bejana air, bila tanaman masih belum cukup tumbuh dengan baik maka ditambahkan terus hingga 5 bejana pada ketika tanaman sudah tumbuh subur. Dari hal tersebut tentu saja pengetahuan bukanlah 5 bejana air akan tetapi konstruksi yang dilakukan manusia.
Konstruktivisme percaya bahwa pengetahuan yakni hasil konstruksi yang dibangun oleh diri sendiri oleh sebab itu sangat tidak mungkin melaksanakan transfer pengetahuan dari pengajar ke epembelajar. Pengetahuan membangun pengetahuan tidka menyerupai suatu barang atau diumpakan menyerupai air yang dapat ditumpahkan ke dalam bejana sebab sang pengajar pada hakikatnya sama sekali tidak kehilangan pengetahuan ketika berhasil memperlihatkan orang lain pengetahuan.
Oleh karean dapat disimpulkan bahwa kosntruktivisme adalah:
- Konstruktivisme merupakan suatu anutan filsafat pengetahuan yang menitikberatkan pada konstruksi pengetahuan yang dibangun dan bukan gambaran dari dunia yang ada.
- Pengetahuan merupakan dampak dari kosntruksi pengetahuan, kognitif, mental, dan pengalaman yang terjadi melalui serangkaian aktivitas.
- Pengetahuan tidak hanya mencakup hal hal yang teramati akan tetap ciptaan dari insan berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman yang dialami.
- Pengetahuan yakni suatu hal yang berjalan terus menerus dan terorganisasi menjadi pengalaman baru.
Referensi Rujukan
Donald R. C, et.al. (2006). The Act of Teaching, Fourth Edition. New York: McGraw-Hill
Muijs, D, dan David, R. (2008). Effective Teaching, Teori dan Praktek.
0 Response to "Makna Pandangan Filsafat Konstruktivisme Terhadap Pengetahuan"
Post a Comment