Peran dan Fungsi Psikologi dalam Dunia Pendidikan
Peran dan Fungsi Psikologi dalam Dunia Pendidikan
Psikologi pendidikan berkaitan dengan bagaimana siswa berguru dan berkembang, dan sering terfokus pada sub kelompok menyerupai berbakat anak-anak dan mereka yang tunduk pada khusus penyandang cacat.
Psikologi pendidikan memiliki banyak sekali macam arti menurut para ahli. Seperti pendapat Muhibin Syah (2002), dimana psikologi pendidikan diartikan sebagai suatu displin ilmu yang menyelidiki problem terkait psikologi di dalam dunia pendidikan. Sedangkan menurut ensiklopedia amerika, Pengertian psikologi pendidikan yaitu ilmu yang lebih berprinsip dalam proses pengajaran yang terlibat dengan penemuan – penemuan dan menerapkan prinsip – prinsip dan cara untuk meningkatkan keefisien di dalam pendidikan.
Beberapa pendapat para hebat mengenai psikologi pendidikan diantaranya
Menurut Witherington, Pengertian Psikologi pendidikan yaitu studi sistematis wacana proses-proses dan faktor-faktor yang berafiliasi dengan pendidikan manusia.
Tardif (dalam Syah, 1997: 13) mengatakan bahwa Pengertian Psikologi Pendidikan yaitu sebuah bidang studi yang berafiliasi dengan penerapan pengetahuan wacana perilaku insan untuk usaha-usaha kependidikan.
Dari beberapa pendapat diatas, diapat ditarik kesimpulan bahwa psikologi pendidikan merupakan ilmu yang mempelajari perihal perilaku insan di dalam dunia pendidikan. Psikologi dalam dunia pendidikan juga meliputi studi mengenai proses dan faktor yang berafiliasi dengan pendidikan manusia. Tujuan psikologi pendidikan yaitu untuk membuatkan dan meningkatkan keefisien di dalam pendidikan.
Peran psikologi pendidikan
Perkembangan tekonologi dan ilmu pengetahuan yang tidak lagi dapat dibendung juga berakibat pada perubahan perilaku seseorang. Tidak hanya itu, dalam dunia pendidikan juga mendapat imbas dari perkembangan ini, salah satunya yaitu kurikulum yang sering diubah guna menyesuaikan tujuan pembelajaran dengan perkembangan global.
Jika dahulu kita berguru cukup hanya dengan mendengarkan guru berceramah, kini kegiatan pembelajaran tidak cukup hanya dengan ceramah. Dibutuhkan banyak sekali macam teknologi guna membangun kegiatan berguru yang berkualitas dan hasil berguru yang maksimal.
Akan tetapi, tidak semua perkembangan ilmu dan teknologi akan menerima respon positif. Misalnya saja eksistensi internet, bagi yang sudah memiliki pelindung diri dan pengendalian diri akan menjadi sangat bermanfaat misalnya untuk menerima penghasilan secara online. Namun bila yang menggunakan internet yaitu anak yang masih dibawah umur dimana proteksi diri masih minim, maka hal ini akan mengkhawatirkan bagi kedua orang tuanya.
Selain itu, pembelajaran yang berorientasi pada kemajuan teknologi, dikhawatirkan akan merubah sistem pengajaran yang dulunya humanis menjadi lebih menyerupai belajarnya robot.
Merujuk dari persmasalahan inilah peran pendidikan psikologi mulai dicanangkan. Terutama untuk negara maju dan berkembang, sebab disana teknologi sudah menjadi makanan sehari-hari. Kekhawatiran yang berkaitan dengan dampak psikologis yang akan dialami penerima didik, banyak sekali cara dilakukan menyerupai mengikutkan anak didik pada kelas psikologis, menghadirkan guru bimbingan konselin untuk mengantisipasi adanya kelainan atau perubahan psikologi penerima didik.
Berbeda mereka dengan Indonesia, bukan belakang layar lagi bahwa anggapan bahwa seorang murid yang memiliki nilai akademis diatas 90 dianggap anak yang paling cerdik dikelasnya. Berbeda dengan siswa yang memiliki bakat menggambar, melukis dan lainnya akan dikatakan terbelakang kalau nilai akademisnya tidak secemerlang dan seindah gambarannya.
Kebutuhan penerima didik akan sarana kreasi dalam membuatkan minat yang masih minim di Indonesia dinilai menghambat dan terkadang juga dianggap tidak manusiawi. Karena sekolah hanya menuntut semoga penerima didiknya memperoleh nilai yang sangat bagus dengan kejujuran. Keinginan, hasrat, dan kebutuhan penerima didik dalam membuatkan bakat serta potensi diri tidak lebih hanya sebatas ekstrakurikuler yang jarang diperhatikan kualitasnya.
Seharusnya, pendidikan Indonesia ketika lebih mengarah pada pendidikan yang menyesuaikan minat dan bakat penerima didik. Namun, santunan ilmu pengetahuan tetap harus diberikan dengan porsi yang berimbang.
Jika melihat laman Indonesiax, disana akan banyak dijumpai bagaimana pengajar yang lebih humanis dalam mengajar. Meskipun hanya melalui tanyangan video akan tetapi pelajaran tetap dapat diterima dengan baik oleh penerima didik. Mereka mengajar dengan menggali potensi diri para penontonnya.
Seharusnya, guru-guru juga harus memiliki ilmu mengenai psikologi. Jangan bertugas hanya memberi ilmu menyerupai mentransfer file dari komputer ke flasdisk. Seorang guru sejati sudah seharusnya ikut bertanggung jawab mendidik dan membentuk perilaku penerima didik yang lebih sopan. Dengan pendekatan semacam ini akan memiliki banyak manfaat bagi guru tersebut.
Peserta didik yang awalnya malas untuk belajar, akan menjadi lebih tertarik untuk berguru sebab cara mengajar yang lebih humanis. Guru yang mengerti akan kondisi penerima didik akan lebih mudah memperoleh solusi pada setiap kegiatan berguru yang dilakukannya. Sumber http://www.eurekapendidikan.com
0 Response to "Peran dan Fungsi Psikologi dalam Dunia Pendidikan"
Post a Comment