Strategi melaksanakan aktivitas pembelajaran berbasis pendekatan saintifik
Ngelmu – Seorang guru yang professional sudah sepantasnya bisa menentukan cara apa yang paling efektif dalam menerapkan seni administrasi pembelajaran guna mencapai tujuan yang telah direncakan di awal.
Pada kala kreatif dikala ini, seorang guru juga dituntut untuk bisa memiliki kreativitas tingkat tinggi dalam menginovasi, mendesain dan melaksanakan setiap acara pembelajaran dengan bahan yang berbeda-beda pula tentunya.
Tujuannya yaitu mencapai tujuan pembelajaran secara efektif efisien dan harapannya dapat ditempuh dengan singkat. Makara bagi siswa yang malas berguru akan merasa cocok alasannya yaitu mereka merasa cara gurunya mengajar dapat membuatnya menjadi paham lebih cepat dan mudah. Itu tantangan tersbesar setiap guru, mencerdaskan penerima didik dengan kemampuan di bawah penerima didik yang pandai.
Agar semua itu dapat tercapai, seorang guru atau pengajar setidaknya perlu mempersiapkan hal-hal berikut ini:
- Mengembangkan tujuan pembelajaran
- Mengembangkan acara pembelajaran
- Memilih metode ataupun model dan teknik yang teapt
- Memilih media yang tepat
- Memilih bahan asuh yang sesuai dengan pencapaian kompetensi
- Memilih sumber berguru yang pas
- Menentukan instrument penilaian yang sempurna sasaran. (Valid)
Berikut ini yaitu penjelasan singkat dari semua hal di atas.
1. Mengembangkan tujuan pembelajaran
Djamarah (2006: 74) menjelaskan bahwa tujuan yaitu pedoman yang membari arah ke mana acara berguru mengajar akan dibawa. Sejalan dengan itu, Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran yaitu suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diperlukan tercapai oleh penerima didik setelah berlangsung pembelajaran.
Dalam kurikulum yang berorientasi pada ketercapaian kompetensi, pengembangan tujuan menjadi amat penting dirumuskan oleh guru. Ketercapaian kompetensi telah drambukan oleh pemerintah melalui instansi terkait kemudian dirumuskan dalam standar isi. Selanjutnya, peran guru yaitu mengembangkannya menjadi indikator-indikator ketercapaian yang harus diadaptasi dengan karakteristik penerima didik
Menurut kurikulum 2013, tujuan ketercapaian pembelajaran harus mengandung setidaknya dua aspek yaitu penerima didik dan kemampuan.
Perumusan indikator pencapaian kompetensi perumusannya harus menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur, dan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Selanjutnya, indikator pencapaian sikap nantinya akan menjadi tolak ukur ketercapaian penerima didik pada setiap KD dan menjadi pola dalam penilaian sebuah mata pelajaran.
2. Memilih metode, metode maupun tekni pembelajaran yang pas
Metode, model maupun teknik merupakan salah satu cara yang pasti ditempuh oleh setiap tenaga pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan di awal.
Karena setiap karakteristik penerima didik berbeda, oleh alasannya yaitu itu pemilihan model, metode maupun teknik pembelajaran yang dapat mencakup keseluruhan karakteristik penerima didik yaitu hal yang penting dilakukan oleh setiap guru. Meskipun metode, model maupun teknik tidak ada yang sesuai, setidaknya kita sebagai pengajar dikelas itu tahu betul bagaimana karakteristik setiap penerima didik yang kita ajar. Kecuali apabila Anda bukanlah seorang pengajar sejati, maka hal ini akan sulit bagi Anda.
Untuk contoh model, metode maupun teknik pembelajaran dapat anda cari pada kolom model metode. Ada beberapa pilihan di situ yang dapat anda sesuaikan dengan gaya mengajar anda dan juga karakteristik penerima didik Anda.
3. Pilih Media yang sempurna dan menarik perhatian.
Banyak anggapan dan juga hasil penelitian yang menyatakan bahwa media pembelajaran dapat meningkatkan hasil berguru penerima didik (prestasi belajar).
Namun ungkapan ini bukan berarti kita boleh asal ambil media pembelajaran sebagai media bantu dalam transfer ilmu pada dikala acara pembelajaran.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media atau berbagi media (bila anda mampu) semoga bahan yang hendak disampaian dapat diterima dengan terang oleh penerima didik.
Jangan hingga media pembelajaran yang kita pakai malah justru membuat penerima didik mengalami miskonsepsi dalam memahami bahan yang kita ajarkan kepada mereka.
4. Memilih bahan asuh yang sesuai dengan pencapaian kompetensi.
Bila kita mengajar pada suatu lembaga pendidikan, tentu kita tidak bisa asal memilih materi. Karena semua sudah tercantum dalam kurikulum beserta runtutan waktunya.
Makara yang dimaksud bahan disini bukanlah bahan atau episode maupun sub episode dalam setiap jenjang.
Materi yang dimaksud disini kurang lebih yaitu cara atau isi pada dikala menyampaian pesan, ilustrasi atau sumbangan gambaran terhadap suatu konsep yang dapat diterima dengan mudah, dan mungkin media pembelajaran atau buku yang ada keterkaitan dengan pokok bahasan yang sedang dibahas dikelas.
Berikut ini dijelaskan beberapa prinsip dalam memilih bahan pembelajaran yaitu:
- Ada keterkaitan (prinsip relevansi). Buku atau bahan asuh yang dipilih semestinya ada kaitannya dengan pencapaian kompetensi
- Konsistensi. Bisa dipahami menyerupai berikut, jika kompetensi yang harus dikuasai ada 4-5 macam, maka buku atau bahan asuh yang digunakan setidak juga mencakup 4-5 bahan pada kompetensi yang harus dikuasai.
- Kecukupan. Artinya, buku atau bahan asuh isinya cukup untuk dapat digunakan penerima didik dalam upaya mencapai kompetensi yang telah dirumuskan di awal.
5. Mengembangkan acara pembelajaran
Pemerintah telah mengatur setiap tenaga pendidik melalui UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 40 Ayat 2 semoga setiap pendidik bisa menciptakan suasana berguru yang menyenangkan, bermakna, kreatif, dinamis dan dialogis.
Oleh alasannya yaitu itu, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berbagi acara pembelajaran sebagai berikut:
- Penyusunan acara pembelajaran yang dapat mempermudah pendidik dalam melaksanakan acara pembelajaran secara professional
- Kegiatan pembelajaran dibuat sedetail mungkin semoga guru dapat mengatur penerima didik untuk melaksanakan acara pembelajaran sesuai dengan yang tercantum di silabus,
- Membuat skenario yang terang semoga acara pembelajaran dapat berjalan secara terorganisir.
6. Memilih sumber berguru yang pas
Bila ditinjau dari asal usulnya, sumber berguru dibedakan menjadi dua yaitu:
- Sumber berguru yang dirancang, yaitu sumber berguru yang sengaja dirancang secara khusus untuk tujuan pembelajaran tertentu.
- Sumber berguru yang sudah ada, yaitu sumber berguru yang memang sudah tersedia di sekolah tersebut. Tinggal mengoptimalkan sumber berguru tersebut semoga penerima didik dapat mencapai tujuan berguru yang telah dirancang. Contohnya adalah, guru, laboratorium, kelas dll.
Ini yaitu upaya untuk memenuhi kebutuhan setiap penerima didik dengan karakteristik yang berbeda-beda.
7. Menentukan instrument penilaian yang sempurna sasaran.
Penilaian yaitu hal terpenting dalam setiap acara pembelajaran. Penilaian penerima didik digunakan untuk menganalisis ketercapaian penerima didik selama mengikuti acara pembelajaran.
Dengan adanya penilaian, kita dapat mengetahui apa saja yang harus dilakukan setelah semua acara pembelajaran telah selesai. Penilaian yaitu pola kita dalam mengevaluasi acara pembelajaran yang kita lakukan, baik dari segi cara mengajar, kemampuan penerima didik dan lain sebagainya.
Oleh alasannya yaitu itu, memilih instrument penilaian yang pas merupakan kunci bagi setiap tenaga pendidik untuk dapat melaksanakan evaluasi dengan sempurna acara pembelajaran yang telah dilakukan.
Beberapa hal yang mungkin dapat diperhatikan dalam berbagi instrument penilaian yaitu:
- Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi
- Menggunakan pola criteria dalam melaksanakan penilaian
- System penilaian, sebaiknya menggunakan system berkelanjutan. Sehingga setiap indikator harus ada laporan dan pertanggungjawabannya
- Analisis hasil berguru harus segera dilakukan untuk dapat menentukan tindak lanjutnya
- System penilaian seharusnya berorientasi pada pengalaman belajar.
Sumber referensi:
Saefudin, H.A & Berdiati, I. 2015. Pembelajaran efektif. Bandung: Remaja Rosda Karya
Hamalik. 2003. Proses berguru mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Sanjaya. 2005. Strategi Pembelajaran Berorientasi pada Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media
0 Response to "Strategi melaksanakan aktivitas pembelajaran berbasis pendekatan saintifik"
Post a Comment