-->

Gagasan : RuBaYan (Rumah Budaya Nusantara) sebagai Upaya Implementasi Pendidikan Multikultural

Gagasan : RuBaYan (Rumah Budaya Nusantara) sebagai Upaya Implementasi Pendidikan Multikultural


Kondisi Kebudayaan Indonesia 

Nilai-nilai budaya Indonesia pandai balig cukup akal ini mulai terkikis oleh masuknya budaya barat. Pemerintah, masyarakat, dan pelaku budaya perlahan meninggalkan budaya tradisional dengan alasan mengikuti arus globalisasi. Hal tersebut menyebabkan bangsa Indonesia mulai kehilangan ciri atau citra bangsa di mata dunia. Selain dilema dari luar yang disebakan oleh arus globalisasi, dilema dalam negeri pun memiliki efek terhadap multikulturalisme di Indonesia.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam menghadapi dilema tersebut menyerupai mengupayakan atau mendorong terbitnya UU Kebudayaan Nasional, melalui inisiatif Pemerintah atau Inisiatif DPR, pemerintah telah menetapkan nilai-nilai budaya bangsa dalam peraturan perundang-undangan (Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden dan Peraturan Menteri), penerapan nilai-nilai budaya bangsa pada praktek-praktek berbangsa dan bernegara, baik pada tataran Pemerintah, perusahaan maupun masyarakat (Trilogi Good Governance). 

Peranan Mahasiswa dalam Pelestarian Kebudayaan

Seorang mahasiswa yang aktif dan kreatif tentunya tidak ingin kebudayaan bangsa menjadi pudar karena pengaruh dari budaya-budaya luar. Mahasiswa memiliki kedudukan dan peranan penting dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Sebagai intelektual muda yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin bangsa, pada mereka harus bersemayam suatu kesadaran kultural sehingga keberlanjutan negara bangsa Indonesia dapat dipertahankan. Pembentukan kesadaran kultural mahasiswa antara lain dapat dilakukan dengan pengoptimalan tugas mereka dalam pelestarian seni dan budaya tempat melalui kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler. 

Pendidikan Multikultural

Jean Piaget (1896) menyatakan bahwa pendidikan berarti menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu peciptaan dibatasi oleh pembandingan dengan penciptaan yang lain; pendidikan sebagai penghubung dua sisi, di satu sisi individu yang sedang tumbuh dan di sisi lain nilai sosial, intelektual, dan moral yang pendidik untuk mendorong individu tersebut.

Pendidikan mengenai budaya (Pendidikan Multikultural) ini sangatlah penting alasannya yaitu berdasarkan kondisi ketika ini mengenai kebudayaan Indonesia yang semakin terkikis dan selain itu keberagaman budaya yang majenuk mengakibatkan banyak perbedaan yang berujung pada sikap anarkis antar suku bangsa yang masing-masing suku beranggapan bahwa budaya sukunya yang paling besar lengan berkuasa dan benar. Oleh karena itu, perlu adanya penanganan yang tidak hanya terfokus pada upaya penindakan tetapi perlu ada upaya penerapan ataupun implementasi budaya melalui pendidikan biar memudarnya budaya bangsa tidak terjadi dan masyarakat Indonesia memiliki jiwa pluralitas khususnya mahasiswa. 

sebagai

Pendidikan Multikultural ini dapat mewarnai pola pikir, sikap dan kebiasaan mahasiswa mengenai budaya. Aspek budaya yang dipelajari bukan hanya terbatas pada hasil karya insan tapi juga menyangkut agama, budpekerti istiadat, hukum dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Edward B. Taylor yang menyatakan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, budpekerti istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.

Penerapan Pendidikan Multikultural yang Pernah Ditawarkan 

1. Melalui lembaga Pendidikan Seni Nusantara LPSN

LPSN merupakan lembaga yang bergerak di bidang pelestarian kekayaan kesenian nusantara. Lembaga ini menerapkan system yang didasarkan pada satu modul yang disebut sebagai topik. Topik tersebut meliputi alat musik dawai, gong atau tari tontonan. Keunggulan dari system ini yaitu setiap bidang kesenian (tari, seni rupa, musik, teather) memiliki guru seorang andal yang trampil di masing – masing bidang, dengan mengikuti pelatihan sebelumnya. Akan tetapi aktivitas ini tidak tersebar meluas di seluruh pelosok nusantara dengan terbukti aktivitas ini masih diterapkan di 12 provinsi di Indonesia.

2. Melalui Perpustakaan Budaya

Dengan adanya perpustakaan budaya yang didirikan, maka seharusnya perpustakaan itu dapat menyimpan koleksi – koleksi buku seni nusantara. Salah satu contohnya yaitu didirikannya Taman Budaya di Provinsi Bali. Koleksi buku – buku seni sangat beraneka ragam selain itu terletak di jalan yang strategis, yakni di sebelah timur panggung Ayodya yang biasanya dijadikan tempat tempat pertujukan seni bagi masyarakat bali. Akan tetapi sekalipun perpustakaan ini tergolong sebagai perpustakaan lengkap, perpustaakaan ini belum bisa dikelola dengan baik.

3. Melalui Pameran Seni

Salah satu upaya pengumpulan banyak sekali macam produk seni budaya yaitu dengan mengadakan stan pameran seni. Pada tahun 2009 menteri kebudayaan dan pariwisata membuka Pameran Seni Rupa nusantara ddi Jl. Merdeka Timur No. 14 (Jakarta pusat), dimana dalam pameran tersebut terdapat banyak sekali macam kesenian menyerupai lukisan, patung, maupun gambar. Pada galeri pameran ini diadakan aktivitas diskusi mengenai perkembangan seni rupa di banyak sekali wilayah di indonesia dan bertujuan untuk meningkatkan apresiasi masyarakat mengenai seni rupa nusantara. Akan tetapi pameran menyerupai itu hanya terdapat di kota – kota besar di mana para generasi penerus mengalami kesulitan dalam mengakses tempat tersebut dan juga dalam pameran ini hanya terfokus pada satu bidang yakni seni rupa.

Program RuBaYan (Rumah Budaya Nusantara)

Rubayan merupakan gagasan inovatif dalam mengimplementasikan pendidikan multikultural. Peran penting dari gagasan ini diperankan oleh mahasiswa sebagai agent of change dari suatu bangsa dimana tugas sentral dilaksanakan oleh mahasiswa. Program Rubayan terdiri dari dua aktivitas pokok yaitu kegiatan harian dan juga kegiatan untuk evaluasi. Kegiatan harian merupakan kegiatan yang aktif dilaksanakan setiap hari tergantung dari situasi dan kondisi. Sedangkan kegiatan untuk evaluasi yaitu bertujuan untuk melihat sejauh mana keproduktifan para personil di Rumah Budaya Nusantara (Rubayan) dalam membuat produk maupun tulisan. Gagasan ini selain bertujuan dalam upaya perbaikan paradigma mengenai kebhinekaan, juga dapat melatih soft skill mahasiswa dalam hal pendidikan dan kebudayaan yang terintegrasi. 

Program-program Rubayan yaitu:

1. Kegiatan Harian 

a. Penulisan Karya Jurnalistik Budaya
Karya-karya jurnalistik yang dimaksud antara lain artikel, puisi, pantun, esay, makalah, dan lain-lain. Penulisan karya-karya jurnalistik ini dibuat oleh anggota Rubayan dan setiap ahad harus dipublikasikan di perpustakaan Rubayan dan website maupun blog Rubayan. Karya-karya jurnalistik itu harus memuat nilai-nilai kebudayaan dan peristiwa-peristiwa terkini yang bekerjasama dengan keragaman budaya dan problem SARA. 

b. Diskusi Peristiwa Multikultural
Program lain yang dilakukan di Rubayan yaitu diskusi peristiwa multikultural yang sedang terjadi. Peristiwa multikultural yang dimaksud yaitu semua problematika yang terjadi di masyarakat akhir kesalahan pandangan atau pemahaman masyarakat perihal multikultural, misalnya terjadi diskriminasi terhadap kelompok minoritas, permusuhan antardesa yang berbeda budaya, dan sebagainya. Perselisihan yang berujung pada ukiran fisik diakibatkan kesalahan pandangan dan pemahaman perihal multikultural itu sulit untuk dihindarkan karena bangsa Indonesia ini mempunyai beragam budaya, suku, agama, dan ras. Oleh karena itu perlu untuk mendiskusikan dilema dan perselisihan multikultural yang sedang terjadi. Mahasiswa menjadi aktor utama dalam diskusi tersebut. Setelah melaksanakan diskusi multikultural tersebut, dibutuhkan mahasiswa dapat memahami masyarakat Indonesia yang sangat beragam.   

2. Kegiatan untuk Evaluasi 

a. Bazar Budaya
Setiap karya yang dibuat oleh seseorang pasti perlu untuk dipublikasikan demi mewujudkan tujuan yang ingin dicapainya. Sebagai tumpuan seorang pelukis mempublikasikan lukisannya melalui pameran dengan tujuan mengkomersilkan lukisannya. Begitu pula dengan karya-karya yang dibuat oleh mahasiswa anggota Rubayan perlu dipublikasikan dengan tujuan mengenalkan budaya-budaya Indonesia. Karya-karya itu dapat berupa karya keterampilan atau seni (lukisan, patung, batik, topeng, miniatur rumah adat) demikian juga makanan khas dari daerah-daerah di Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan mengadakan kegiatan festival budaya. Bazar budaya tersebut dilaksanakan setiap 3 bulan sekali atau bertepatan dengan peringatan hari-hari besar nasional. 

b. Karya Tulis Ilmiah Kebudayaan
Selain karya berupa produk berupa krya keterampilan seni maka produk goresan pena merupakan hal yang perlu dilakukan. Hal ini karena melalui goresan pena seseorang bisa membeberikan suatu pengaruh (influence) terhadap suatu tatanan masyarakat. Content dari karya tulis tersebut yaitu mengenai peristiwa dan fenomena mengenai multikulturalisme, pluralitas, serta isu-isu budaya kontemporer yang terjadi dalam skala lokal, nasional, dan internasional.

Sumber http://www.eurekapendidikan.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Gagasan : RuBaYan (Rumah Budaya Nusantara) sebagai Upaya Implementasi Pendidikan Multikultural"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel