-->

Pengertian dan Aspek Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran IPA

Pengertian dan Aspek Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran SAINS

Ngelmu. Sebuah pembelajaran sains yakni sistem yang dirancang untuk mencari berita mengenai fenomena yang terjadi di alam. Cara yang paling mudah dalam mempelajari kejadian alam melalui sebuah pemodelan yang membawa kejadian alam ke dalam laboratorium untuk diamati. Proses percobaan ini selanjutnya membutuhkan keterampilan proses sains semoga dapat ditarik kesimpulan yang benar mengenai fenomena yang sedang dipelajari.

Beberapa jago pendidikan mengemukakan pengertian perihal proses dan keterampilan proses sains. Robin Millar (1989) menyatakan bahwa istilah proses sains (Science Processes) sangat banyak digunakan di Inggris, istilah ini mengacu kepada pendekatan proses (process approach) yang digunakan oleh guru dalam membahas materi (content) yang mengacu kepada prosesnya. Func, James. H. (1979) mengajukan batasan perihal keterampilan proses (Science Processes Skill) sebagai hal-hal yang dilakukan oleh jago sains dalam mereka mencar ilmu dan melaksanakan investigasi (penyelidikan). Menurut Semiawan, dkk (Nasution, 2007) menyatakan bahwa keterampilan proses yakni keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan-kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu aktivitas ilmiah, sehingga para ilmuwan berhasil menemukan sesuatu yang baru. American Association for the Advancement of Science (1970) mengklasifikasikan menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu.

Seperti kita ketahui, bahwa sains tidak hanya tediri dari kumpulan pengetahuan atau banyak sekali macam fakta yang harus dihafalkan, sains juga terdiri dari aktivitas atau proses aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari gejala alam yang belum diungkapkan. Para jago pendidikan sains berpendapat bahwa sains itu dipandang sebagai proses dan produk. Namun fakta dilapangan, pembelajaran sains hanya menanamkan konsep atau materi kepada penerima didik saja, tidak memperhatikan pengembangan proses dalam diri penerima didik. Jika hanya menanamkan konsep saja, maka pembelajaran sains tidak akan melahirkan produk yang memiliki sikap menyerupai para ilmuwan yang dapat berkhasiat bagi diri penerima didik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat.

Berdasarkan uraian di atas maka pembelajaran saisn hendaknya dapat berbagi kedua dimensi tersebut, sains sebagai proses meliputi keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap yang dimiliki oleh para ilmuwan untuk mencapai produk sains. Dengan kata lain, pengembangan keterampilan proses ini dapat menumbuhkan sikap-sikap menyerupai yang dimiliki oleh para ilmuwan (sikap ilmiah) untuk mencapai produk sains. Jika sains mengandung produk dan proses, maka dalam mengajar kepada penerima didik tidak hanya sekedar memberikan produk sains saja, melainkan guru harus melatih penerima didik perihal kegiatan-kegiatan ilmiah yang melibatkan banyak sekali keterampilan dasar yang terdapat dalam aspek keterampilan proses sains.

Dengan berbagi keterampilan-keterampilan menyerupai perolehan yang didapatkan dari sebuah proses, penerima didik akan bisa menemukan dan berbagi sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan berbagi sikap dan nilai yang dituntut. Dengan demikian, keterampilan-keterampilan itu yang menjadi roda aktivis utama dan juga dasar yang baik dalam sebuah proses penemuan dan pengembangan sikap yang dilakukan oleh penerima didik sebagaimana para saintis melakukannya.

Pengertian
Ilutrasi Orang yang sedang mengamati - scistarter.com

Pengertian Keterampilan Proses Sains Terpadu

Keterampilan proses sains yakni pendekatan yang didasarkan pada anggapan bahwa sains itu terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah. Dalam pembelajaran sains, proses ilmiah tersebut harus dikembangkan pada penerima didik sebagai pengalaman yang bermakna. Bagaimanapun pemahaman konsep sains tidak hanya mengutamakan hasil (produk) saja, tetapi proses untuk menerima konsep tersebut juga sangat penting dalam membangun pengetahuan penerima didik. Keterampilan ilmiah dan sikap ilmiah memiliki tugas yang penting dalam menemukan konsep sains. Peserta didik dapat membangun gagasan gres sewaktu mereka berinteraksi dengan suatu gejala. Pembentukan gagasan dan pengetahuan penerima didik ini tidak hanya bergantung pada karakteristik objek, tetapi juga bergantung pada bagaimana penerima didik memahami objek atau memproses berita sehingga diperoleh dan dibangun suatu gagasan baru.

Ada tiga dimensi ilmiah yang sangat penting dalam mengajarkan sains. Yang pertama yakni isi dari sains yaitu konsep dasar dan pengetahuan ilmiah. Dimensi ilmiah yang pertama ini yakni yang kebanyakan dipikirkan orang. Dua dimensi ilmiah penting lain di samping pengetahuan ilmiah yakni proses ilmiah dan sikap ilmiah. Proses ilmiah yakni bagaimana ilmuwan melaksanakan proses dalam menerima sains, sedangkan sikap ilmiah yakni bagaimana para ilmuwan bersikap dikala melaksanakan proses dalam menerima sains tersebut. Sains yakni upaya untuk mempelajari, merumuskan permasalahan, dan menemukan tanggapan perihal banyak sekali gejala alam. Oleh alasannya yakni itu, maka keterampilan roses yang sama menyerupai yang dimiliki ilmuwan harus kita miliki dalam memecahkan banyak sekali permasalahan kehidupan sehari-hari. Ketika menawarkan proses pengajaran kepada penerima didik untuk menggunakan keterampilan proses dalam memahami sains, kita juga mengajarkan pada mereka keterampilan yang akan mereka gunakan dalam masa depan di setiap area kehidupan mereka.

Keterampilan proses sains diklasifikasikan menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu, American Association for the Advancement of Science (1970), mengklasifikasikan keterampilan proses menjadi keterampilan proses dasar dan

keterampilan proses terpadu. Keterampilan proses dasar meliputi, observasi (pengamatan), clasifying (menggolongkan), communication (komunikasi), measuring (pengukuran), inferensi (menyimpulkan), prediksi (meramalkan). Sedangkan keterampilan proses terpadu meliputi pengontrolan variable, interpretasi data, perumusan hipotesa, pendefinisian variabel secara operasional, merancang eksperimen.

Komponen-Komponen dari Keterampilan Proses Sains Terpadu


Keterampilan proses terpadu meliputi pengontrolan variable, interpretasi data, perumusan hipotesa, pendefinisian variabel secara operasional, merancang eksperimen.

1. Mengidentifikasi Variabel

Variabel yakni satuan besaran kualitatif atau kuantitatif yang dapat bervariasi atau berubah pada situasi tertentu. Kedudukan sebuah variabel dalam penelitian sangat kuat terhadap hasil dari sebuah penelitian. Besaran kualitatif yakni besaran yang tidak dinyatakan dalam suatu pengukuran baku tertentu. Besaran kuantiatif yakni besaran yang dinyatakan dalam suatu pengukuran baku tertentu.D alam suatu eksperimen terdapat tiga macam variable, yaitu: variable manipulasi, variable respon dan variable control. Namun untuk tingkatan sekolah dasar ketrampilan ini belum diperkenalkan.

2. Intepretasi Data

Keterampilan intepretasi data biasanya diawali dengan pengumpulan data, analisis data, dan mendeskripsikan data. Mendeskripsikan data artinya menyajikan data dalam bentuk yang mudah dSainshami. Misalnya dalam bentuk tabel, grafik dengan angkaangka yang sudah ditentukan rata-ratanya. Data yang sudah dianalisis kemudian diimpretasikan menjadi suatu kesimpulan dalam bentuk pernyataan. Data yang diinterpretasikan harus yang membentuk contoh atau beberapa kecenderungan.

3. Hipotesis

Hipotesis biasanya dibuat pada suatu perencanaan penelitian yang merupakan pekerjaan perihal pengaruh yang akan terjadi dari variable manipulasi terdapat variable respon. Menurut (Nur, 1996) hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan bukan pertanyaan, pertanyaan biasanya digunakan dalam merusumkan dilema yang akan diteliti. Hipotesis dapat dirumuskan secara induktif dan deduktif. Perumusan induktif berdasarkan data pengamatan sedangkan perumusan deduktif berdasarkan
teori.

4. Definisi Variabel Secara Operasional

Mendefinisikan secara operasional suatu variable berarti menetapkan bagaimana suatu variable itu diukur. Devinisi operasional suatu variable yakni definisi yang menguraikan bagaimana mengukur suatu variable. Definisi ini harus menyatakan tindakan apa yang akan dilakukan dan pengamatan apa yang dicatat dari suatu eksperimen. Ketrampilan ini merupakan ketrampilan proses yang paling sulit untuk dilatihkan alasannya yakni itu harus sering di ulang-ulang. Contoh : penerima didik melaksanakan percobaan pengaruh suhu terhadap kelarutan gula.

5. Eksperimen

Eksperimen dapat didefinisikan sebagai aktivitas terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu dilema atau menguji suatu hipotesis. Suatu eksperimen akan berhasil kalau variable yang dimanipulasi dan jenis respon yang dibutuhkan dinyatakan secara terperinci dalam suatu hipotesis, juga penentuan kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudat tepat. Untuk keberhasilan eksperimen ini maka setiap eksperimen harus dirancang terlebih dahulu kemudian diuji coba. Melatihkan merencanakan eksperimen tidak harus dalam bentuk penelitian yang rumit, tetapi cukup dilatihkan dengan menguji hipotesis-hipotesis yang bekerjasama dengan konsep-konsep di dalam kurikulum.

Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran sains


Pembelajaran biologi dapat dilakukan melalui banyak sekali pendekatan, antara lain pendekatan inkuiri, keterampilan proses, konstruktivistik, dan sains teknologi masyarakat. Kesemua pendekatan tersebut bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting dalam kecakapan hidup. Oleh alasannya yakni itu, santunan pengalaman mencar ilmu menekankan pada penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Pengembangan keterampilan proses penerima didik dapat dilatihkan melalui suatu aktivitas pembelajaran yang menggunakan pendekatan keterampilan proses. Pendekatan keterampilan proses yakni proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa, sehingga penerima didik dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan intelektual dan sikap ilmiah penerima didik sendiri. Peserta didik diberi kesempatan untuk terlibat eksklusif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah menyerupai yang dikerjakan para ilmuwan, tetapi pendekatan keterampilan proses tidak bermaksud menyebabkan setiap penerima didik menjadi ilmuwan.

Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, logika dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitas. Dengan demikian, Pendekatan Keterampilan Proses yakni perlakuan yang diterapkan dalam pembelajaran yang menekankan pada pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan kemudian mengkomunikasikan perolehannya. Keterampilan memperoleh pengetahuan dapat dengan menggunakan kemampuan olah pikir (psikis) atau kemampuan olah perbuatan (fisik).

American Association for the Advancement of Science (1970), mengklasifikasikan keterampilan proses menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu. 

Keterampilan proses dasar meliputi, observasi (pengamatan), classifying (menggolongkan), communication (komunikasi), measuring (pengukuran), inferensi (menyimpulkan), prediksi (meramalkan). Sedangkan keterampilan proses terpadu meliputi pengontrolan variable, interpretasi data, perumusan hipotesa, pendefinisian variabel secara operasional, merancang eksperimen. Penilaian dalam keterampilan proses dilakukan selama proses pembelajaran (penilaian proses) dengan menggunakan indikator dan kata operasional:

  1. Mengamati: melihat, mendengar, merasa, meraba, mambaur, mencicipi, mengecap, menyimak, mengukur, membaca.
  2. Menggolongkan (mengklasifikasikan): mencari persamaan, menyamakan, membedakan, membandingkan, mengontraskan, mecari dasar penggolongan.
  3. Menafsirkan (menginterprestasikan): menaksir, memberi arti, mengartikan, memposisikan, mencari hubungan, ruang-waktu, menentukan pola, menarik kesimpulan, mengeneralisasikan.
  4. Meramalkan (memprediksi): mengantisSainssi berdasarkan kecenderungan, contoh atau kekerabatan antar data atau informasi.
  5. Menerapkan/menggunakan (informasi, kesimpulan, konsep, hukum, teori, sikap, nilai atau keterampilan dalam situasi): menghitung, menentukan variabel, mengendalikan variabel, menghubungkan konsep, merumuskan konsep, pertanyaan penelitian, menyusun hipotesis, membuat modul.
  6. Merencanakan penelitian: menentukan masalah/objek yang akan diteliti, menentukan tujuan penelitian, menentukan ruang lingkup penelitian, menentukan sumber data, menentukan alat, bahan, dan sumber kepustakaan, menentukan cara penelitian.
  7. Mengkomunikasikan: berdiskusi, mendeklamasikan, mendramakan, merenungkan, meragakan, mengugkapkan, melaporkan (dalam bentuk lisan, tulisan, gerak atau penampilan).


Penilaian dalam pembelajaran yang menggunakan keterampilan proses dapat dilakukan secara tes dan nontes. Penilaian secara tes dapat dilakukan melalui ujian tertulis dan lembar kerja. Sedangkan tes perbuatan dapat dilakukan melalui observasi dan tes perbuatan. Namun demikian, secara spesifik penilaian sangat ditentukan oleh tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan serta kreativitas dan kemampuan guru.


Sumber http://www.eurekapendidikan.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Pengertian dan Aspek Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran IPA"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel